Kamis, 20 Oktober 2016

'Kasino' Sok Tau Lagi

'Kasino' seakan tidak punya batas kepuasan dan tidak kehabisan stok tinta  untuk kembali berkreasi lewat tulisan dan menyerang kami para pemula didunia tulis-menulis lewat blog andalan gratisan kronig Mongondow(eh blog saya juga gratisan heheeh) . Dan itu terjadi untuk kesekian kalinya. Iya, sesering itu saya mendengar dan membaca si 'Kasino' sok tau memotivasi teman-teman wartawan , sok pintar, menggurui, merasa jalan hidupnya paling benar, seakan mengetahui seluk beluk permasalahan ,padahal entah rimbanya ada dimana.

Bung 'Kasino' tulisan yang tertuang di blog Kronig Mongondow memang tidak memerlukan tinta (ekh diatas kita tulis tidak kehabisan tinta, ahkk biar jo. Pemula kwa) untuk menjadikannya sebuah bacaan. Tapi bung kasino seakan (menurut adew) menggambarkan bahwa Bung 'Kasino' buta Hurup eh huruf, buta sejarah (asal masalah) dan juga tidak paham benar dengan realitas sosial Kotamobagu saat ini karena dengan berani menyematkan kalimat seakan menghina kami, dan tidak beda dengan apa yang diucapkan selebriti pendatang baru totabuan, Olden Wein Kalalang.

Bung 'Kasino' memang untuk urusan menulis harus saya akui jagonya. Tidak butuh waktu lama jika ingin menulis sesuatu dan dituangkan ke blog kronig mongondow. Malahan jika saya punya kapasitas memberi gelar, 'Kasino' akan saya sematkan gelar 'Flashman' dalam hal tulis menulis. Heheheh. Ah, maaf saya jadi melantur.

Sebagai Wartawan junior, saya menghargai dan mengagumi sikap dan usaha Bung untuk menulis. Lebih dari itu saya menganggap jika tulisan bung 'Kasino' akhir-akhirnya ini kayaknya agak tidak berbobot dan tidak jauh beda dengan tulisan kami para junior yang sedang ditindas senior 'Kasino' lewat tulisan.

Sikap Bung 'Kasino' yang ahistoris membuat saya, apa kata yang tepat ya? Jijik? Ah bukan, apa kata yang lebih santun, memuakan mungkin? Ah sudahlah, intinya serupa itulah. Saya sendiri sangat yakin, sesudah melihat tulisan ini pasti bung kasino dalam benaknya akan berkata "Tulisan tidak berarah dan tidak punya bobot, atau disuruh belajar tata bahasa kembali". Itulah kami junior yang masih perlu siraman tinta. Tapi kok bukan siraman tinta agar lebih bisa menulis yang kami dapat, malahan hinaan,cacian hingga diberi gelar "wartawan di BMR tak lebih dari sekumpulan orang tolol, arogan, sok jago, yang merasa paling benar sendiri"
Seperti dalam tulisan blog kakaw.

(http://kronikmongondow.blogspot.co.id/2016/10/berita-picek-ditulis-si-tuli-mengutip.html?m=1)

Bung 'Kasino', intinya permasalahan kenapa Selebirit eh Selebriti pendatang baru, Olden Wein Kalalang dilaporkan. Alurnya berawal dari pemberitaan seorang pasien BPJS dengan diagnosa TB dipulangkan pihak RSUD Kotamobagu (Menurut keluarga pasien). Sedangkan menurut pihak RSUD Kotamobagu pasien melarikan diri. (Dibuktikan dengan infus yang masih terpasang ditangan pasien). Mobahas kembali ini cerita panjang kwaa. Intinya kalau pasien lari, tidak masuk akal. ketidakmungkinannya pasti bisa diterawang sendiri.

Buntut dari masalah itu, kemudian diberitakan oleh teman-teman. Nah, dari sinilah ketidakterimaan para beberapa tenaga medis di RSUD Kotamobagu, kemudian dijadikan bahan diskusi lewat status Facebook Milik teman saya Yasin Kobandaha, dan kemudian dikomentari oleh Olden Wein Kalalang dengan kalimat 'bobou' penghinaan.

Kakaw 'Kasino' sendiri saya rasa sudah paham dengan alur peristiwa, hingga si Olden dilaporkan. Kan kakaw so senior jadi nd perlu mo jelaskan panjang lebar. Intinya sama yang seperti saya katakan, Kakaw Kasino pulang dulu ka mogolaing kong lia akang so apa yang ada jadi di Kotamobagu ini (sedang lapangan Mogolaing so jadi apa skarang, Kakaw nintau stw). Jangan cuma baforo di sana kong mo batulis auaaa.Skali-skali duduk minum kopi kwa dulu dengan torang. Hehehe.

Arah tulisan ini pasti saya rasa akan mendapat hinaan, tapi ingat kami masih Junior kakaw. Tolong dibekali ne jangan dibully iii...

Sabtu, 11 Juni 2016

Terimakasih Jempol


CAKRAWALATOTABUAN-Dalam keseharian kita, tidak lazim lagi didapati penggunaan ibu jari, yang tentunya sama-sama kita ketahui adalah jari jempol. Jempol adalah bagian organ tubuh manusia yang mempunyai nilai filosofi. Sebuah hal yang mutlak apabila kita tidak memiliki jempol kita tidak akan bisa menggenggam sebuah pegangan dengan kuat. Apalagi saat sekarang ini aktifitas manusia pada umumnya bertumpuh pada alat-alat dan barang-barang yang membutuhkan kontribusi jari jempol.
Contohnya penggunaan aplikasi yang sering di sebut Kekini-kinian oleh kalangan remaja saat sekarang. Ada pesan singkat milik Blackberry yaitu BlackBerry Messenger (BBM). Belum lagi aplikasi-aplikasi jebolan android dan berbagai gadget lainnya yang mutlak harus menggunakan jari jempol seperti mengetik Short Message Service (SMS) dan menelepon.
Singkatnya, tanpa jempol, kita tidak bisa menggenggam atau memegang suatu benda dengan kuat. Keberadaan jempol membuat empat jari lainnya lebih produktif. Maksudnya, jempol tidak akan kuat kalau hanya sendiri; demikian pula empat jari lainnya tidak kuat jika tanpa jempol;  karena itu, jempol merangkul empat jari lainnya untuk melakukan aktivitas secara  bersama-sama. Semua aktivitas yang dilakukan oleh jempol karena dorongan kemurahan hati (greatfulness) dan pikiran sehat (senses).
Berbeda lagi dengan simbol atau dalam keseharian kita didunia teknologi gadget. Jempol sering digunakan manakala kita menyukai sebuah status atau apa yang dipikirkan orang lain kemudian dituangkan dalam media sosial (Medsos). Jempol merupakan sebuah Emotion yang kerapkali digunakan untuk merespon sebuah status seseorang. Namun sulit dipahami apa maksud dari emotion tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jempol (nyata) dimaknai sebagai Ibu dari jari tangan atau kaki. Sedangkan Jempolan berarti “sangat hebat” atau “bagus sekali” . Banyak hal selalu dihubungkan dengan jempol. Misalnya ancungan jempol (thumbs-up) sebagai tanda setuju. Jempol di arahkan ke bawah sebagai tanda tak setuju (thumbs down). Cap jempol (thumbprint) sebagai simbol penguatan, persetujuan atau pengesahan. Jempol dapat menggambarkan orang yang tidak berbuat apa-apa (twirl thumbs). Jempol dapat juga menyimbolkan hal yang janggal (all thumbs). Isapan jempol (figment) melambangkan orang yang suka berbohong.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada tanggal 8 Juni 2016, saya pribadi sempat menuliskan sebuah berita dengan judul ‘Warga kebanjiran, Sekot Angkat Jempol’. (Baca : http://www.bmrpost.com/2016/06/warga-kebanjiran-sekot-angkat-jempol/ ) . Saya selaku penulis berita tersebut mengakui jika ada kesalahan dalam penulisan tersebut, dimana saya menyisipkan opini saya sendiri terhadap makna dari Jempol yang disodorkan oleh sumber yang pada saat itu adalah Sekretaris Kota Kotamobagu, Tahlis Gallang. (Sekretaris Kota (Sekot) Kotamobagu saat dimintai tanggapan terkait hal tersebut malahan memberikan respon yang sangat mengagetkan. Dirinya malah memberikan isyarat senang dengan memberi Jempol saat dimintai tanggapan terkait kejadian dan keluhan warga tersebut). Seperti itu kalimat opini yang belakangan saya sadari merupakan sebuah kesalahan, karena mendikte apa yang dimaksudkan sang sekretaris kota. (maaf ya pak).
Berita tersebut berujung polemik dan mengundang reaksi dari teman-teman jurnalis yang ada di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Ada yang memberikan kritikan yang membangun, namun ada juga yang sekedar membully (menghina). Kebanyakan memang menghina berita tersebut. Karena menurut kebanyakan mereka maksud dari Sekot adalah baik adanya, dan saya salah menafsirkan simbol yang diberikannya tersebut.
Tidak hanya sampai disitu, selang beberapa saat, sebuah blog tanpa identitas (entah apa yang disembunyikannya) juga turut menulis secara rinci dan memberikan kritikan yang menurut saya sangat pedas namun juga menjadi sebuah tambahan ilmu bagi saya pribadi. (Baca : http://buruhkata.blogspot.co.id/2016/06/dampak-buruk-lahirnya-media-sontoloyo.html ). Memang judul yang penulis berikan sangat mengiris hati (Berita Jempol Media Sontoloyo) . Sebelumnya si penulis di Blog tanpa identitas tersebut memberi judul “Dampak Buruk Lahirnya Media Sontoloyo”, namun mungkin menurutnya kurang Bombastis, hingga diubah lagi menjadi “Berita Jempol Media Sontoloyo”. Namun saya salut, banyak pengetahuan yang saya dapat dari tulisan pendek bermakna panjang itu.
Tapi mungkin saya akan membahas apa yang saya alami terkait respon menyudutkan yang saya rasakan dari teman-teman Jurnalis di BMR. Ada bebrapa dari komentar memberikan tanggapan jika maksud dari Sekot adalah sebuah respon yang baik manakala saya meminta tanggapan akan bencana dan keluhan yang dialami warga kompleks Sampana tersebut. Kebanyakan dari mereka menuding jika saya benar-benar salah dalam mengartikan maksud dari Sekretaris Kota, Tahlis Gallang. Dimana letak kesalahan respon yang diaberikan dan saya tuangkan dalam tulisan itu adalah salah.
Kita kembali lagi pada pemaknaan arti kata dan bagaimana penulisan dari simbol jempol tersebut. (Menurut saya) Jempol dapat digerakan atau di arahkan dalam lima arah. Masing-masing arah memiliki makna yang berbeda. Bila di arahkan ke dalam diri sendiri, artinya instropeksi diri. Bila di arahkan ke depan, artinya ada pengharapan.  Bila di arahkan ke belakang, artinya sebagai suatu peringatan. Bila diarahkan ke bawah, artinya orang yang melakukannya menganggap diri sendiri lebih hebat, bersikap, tidak bijaksana, dan merendahkan martabat orang lain. Bila diacungkan, artinya si pemilik jempol bersyukur kepada Tuhan, juga bisa dimaknai menggerakkan atau mengubah orang lain agar bisa menjadi orang yang maju, hebat, berpikiran positif dan terbuka.
Asumsi saya sendiri setelah mempelajari lebih lanjut makna dari simbol jempol setelah menyodorkan kalimat “Pak sek ada warga sampana kelurahan Kotamobagu meminta supaya bantaran saluran air yang ada di depan lorong SMAN4 agar di perlebar...karna menurut dorang (mereka) tiap (setiap) kali terjadi hujan ,air dari saluran air sering masuk ke rumah..dan hujan kemarin sampai merusak jalan utama..aspal di jalan tersebut sekarang rusak parah..hingga menggangu pengguna jalan” usai kalimat tersebutlah Sekretaris Kota memberikan simbol jempol. Dari pemaknaan acungan jempol itulah saya menulis isi berita dan beropini “Dirinya malah memberikan isyarat senang “(kesalahan saya beropini dan mendefinisan sendiri) jika Sekretaris Kota , Tahlis Gallang  senang dengan peristiwa tersebut.
Serba salah, jika saya memaknai lain. akan jadi, si pemilik jempol bersyukur kepada Tuhan(atas peristiwa tersebut) ataupun menggerakkan atau mengubah orang lain agar bisa menjadi orang yang maju, hebat, berpikiran positif dan terbuka karena peristiwa tersebut, berdasarkan makna dari apa respon yang dia berikan. Sementara saya juga akan melakukan kesalahan dan merasa mendustai diri sendiri, disaat saya menulis sebuah berita jika dirinya akan segera menindaklanjuti dan atau barangkali segera menggerakkan bawahannya untuk terjun kelokasi kejadian. Memang banyak penulis yang menulis apa yang tidak dikatakan seorang sumber, asalkan outputnya merupakan citra baik dari sang sumber. Tapi penulisan seperti itu saya rsa merupakan sebuah keharaman . Haruskah saya menulis apa yang tidak dirinya katakan, namun melakukan dusta pada diri sendiri dan publik ?.
Saya juga sempat merasa kecewa saat akun Media Sosial BMRPost harus diblokir oleh beliau. Padahal ada hal lain yang harus saya konformasikan. Ada apa? Kenapa harus diblokir ? mugkin dirinya punya alasan tertentu. Itu hak pribadinya sebagai pemilik akun. Namun selaku publik figur sekaligus pejabat, saya rasa masih memerlukan komunikasi dengan Tahlis Gallang terkait konfirmasi berita ataupun penyampaian hal-hal yang lain. Namun hal tersebut sudah terlajur terjadi. Tidak apalah, walaupun komunikasi saya dengan sekertaris kota saat itu hanya sebatas Media Sosial yang sekarang sudah diblokir.

Intinya, banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan imbas dari pemberitaan tersebut, setidaknya saya akan lebih dewasa dalam menulis sebuah arikel. Kata terimakasihpun layak saya ucakan terhadap Sekretari Kota, teman-teman wartawan dan penulis, pemilik Blog Buruh Kata, serta semua yang mengkritisi saya hingga bisa lebih berpikir dewasa dalam menulis. Tidak lupa juga saya memohonkan maaf terhadap Tahlis Gallang, karena saya mengakui telah melakukan kesalahan dengan beropini dan memaknai sendiri arti simbol jempol yang telah diberitakan, yang pada akhirnya sempat disusul dengan pesan terakhir sebelum diblokir “Coba perhatikan jempol saya letakkan setelah habis penyampaian anda tentang keluhan mas bro.. saya berikan jempol pada anda karena telah menyampaikan masukan tsb,... kiapa ente salah artikan ?” (susulan teks pesan Tahlis Gallang) . Sekali lagi saya hanya bisa meminta maaf dan berterima kasih atas pengalaman yang berharga ini. 

Kamis, 01 Oktober 2015

Kasih Hati Maunya Jantung (1)


Gambar Ilustrasi

Masih jelas terngiang di pikiran kita akan proses pesta demokrasi yang sudah dilaksanakan serentak di se antero Indonesia pada bulan April 2014 kemarin. Masyarakat menggunakan hak suaranya untuk memilih anggota legislatif yang di anggap layak menduduki sebuah kursi penghasil uang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Baik DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten dan Kota serta DPD RI.
Saya mungkin akan lebih melirik, para peserta kompetisi yang berhasil duduk di DPR RI dan DPD RI. Untuk sekedar flashback, saya akan menguraikan data suara yang di peroleh dari kedua para calon yang mewakili rakyat maupun daerah di gedung megah yang ada di senayan sana.
Pertama kita alihkan dulu perhatian kita ke pemenang kursi DPR RI. Calon Gubernur Nomor Urut 1 pada saat itu maju sebagai Calon Anggota DPR RI dengan menggunakan kendaraan PDI Perjuangan. Dan tak tanggung-tanggung memperoleh suara sebanyak 237.620 suara yang di raup dari 15 Kabupaten dan kota se Sulawesi utara. Karena dari jumlah penduduk Sulawesi utara hanya memiliki satu Dapil.

Kedua Maya Rumantir yang juga sebagai Calon Gubernur Nomor Urut 2 yang sebelumnya adalah anggota DPD RI utusan daerah Sulawesi utara. Maya memperoleh 187.878 suara dan menduduki posisi pertama pada pemilihan anggota Senat tersebut.
Pada saat di langsungkannya pileg 2014 tersebut, ada setidaknya 1.800.000 pemilih  dan ada 2.383.000 penduduk Sulawesi utara yang menaruh asa kepada mereka untuk menyampaikan aspirasi dari masyarakat Sulawesi utara. Memang secara khusus hanya 237.620 yang memilih Olly Dondokambey dan 187.620 yang memilih Maya Rumantir. Namun secara umum merekalah yang mewakili Sulawesi Utara di Senayan.

Coba kita ingat kembali apa janji kampanye yang di berikan kedua manusia yang sudah membodohi masyarakat Sulawesi Utara, pasti sangat membuat surga kecil dalam telinga kita. Dengan iming-iming memajukan daerah dan kesejateraaan rakyat. Nah sekarang apa faktanya. Baru setahun di lantik kedua orang ini malah adu kekuatan di panggung politik lewat Pilgub Sulawesi Utara pada 9 Desember 2015 nanti. Apakah itu yang dikatakan pemimpin,pembela atau wakil rakyat?
Jelas saja dari mundurnya Olly dan Maya untuk mengikuti Kompetisi pilgub, posisi mereka harus tergantikan oleh orang orang yang tidak terpilih pada Pileg 2014 lalu. Maya Rumantir yang pastinya akan di gantikan oleh Stevanus B Liow ataukah Maharany Pua. Begitu juga Olly yang akan di gantikan oleh kader Partai PDIP yang tidak di pilih oleh rakyat.

“Di kasih hati maunya jantung”, Mungkin itulah kalimat yang pantas di lontarkan kepada ke dua  calon gubernur ini. Setelah banyak masyarakat yang percaya dan berharap mereka dapat mewakili masyarakat Sulawesi Utara di Pusat, mereka malahan memberi kebohongan dengan lari dari tanggung jawab sebagai wakil rakyat, dan malahan mencari kue yang lebih besar untuk di santap dengan dalil menjadi calon Gubernur atau menjadi Pimpinan di tanah nyiur melambai.
Apa sudah tidak ada rasa malu? Yah mungkin saja. Ibarat anda telah di beri sebidang tanah untuk di garap menjadi kebun, tetapi mengharapkan tanah yang lebih yang sudah siap di panen. Inilah realita kerakusan yang terjadi di kalangan elit politik di tanah ini. Hanya untuk mendapatkan jatah DB 1, mereka rela untuk melepas tanggung jawab dan menjadi pecundang bagi rakyat yang telah mereka tebarkan janji saat berkampanya.

Coba Tanya , kenapa pak Olly dan Maya mencalonkan diri sebagai Gubernur. Pasti jawabannya agar Sulut bisa lebih maju dan masyarakat bisa sejahtra. Jiaahh kan, jawabannya tetap saja sama seperti saat mereka mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Basiiii. Kalau ada jawaban yang lain, pasti itu “surga telinga’. Kenapa? Apa bedanya anda di senayan dan di Manado? Malahan saya rasa dengan adanya kalian di sana yang sudah berpengalaman, bisa lebih mudah menjalankan janji kampanye dan juga sebagai tugas untuk mensejahtrakan rakyat Sulawesi Utara.



Octav Singal

Jumat, 25 September 2015

Berikan Villa Kasih Sayang Ayah dan Bunda


Gavrilla Nachio Singal

 "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatu”

 Teruntuk ayahku tersayang..... Dear ayah, Bagaimana kabar ayah hari ini? Semoga ayah baik-baik saja, Villa juga di sini baik-baik saja ayah. Allah sayang banget sama Villa. Allah juga yang menyuruh Villa menulis surat ini untuk ayah, sebagai bukti cinta Villa sama  ayah,. ingin sekali Villa menyapa laki-laki yang telah membuat Villa Biza hadir d dunia, dan perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk Villa diami selama 9 bulan 10 hari.

Ayah, sebenarnya Villa ingin lebih lama di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi ayah dan bunda menginginkan kehadiran Villa, jadi sebagai anak yang baik, Villa pun rela menukarkan kehidupan Villa demi kebahagiaan ayah. Villa merasa seperti anak yang tidak dihargai dan tidak diinginkan. Tapi Villa tidak kecewa kok ayah...mungkin ayah lebih bahagia meninggalkan Villa sendiri di rumah,diatas ranjang ataupun didalam ayuna., Ayah, Villa mau cerita, villa pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa ayah sering meninggalkan Villa. Apakah ayah lebih bahagia dengan orang-orang di luar sana d bandingkan Villa? ataukah pekerjaan dan sahabat ayah yang lebih berharga dari pada Villa,? sehingga ayah membiarkan Villa sendirian di sini? Apa ayah tidak sayang sama Villa? Ayah tidak ingin mencium villa? Ayah tidak ingin bermain dgn Villa? Ayah tidak ingin membuatkan sebotol susu untuk Villa? Kenapa ayah tidak berusaha bicarakan semuanya baik-baik dengan bunda?.  Haruskah Villa dikorbankan dari keegoisan ayah dan bunda? Kenapa ayah membuat villa jadi anak yg tak merasakan kasih cƴªng seorang ayah sepenuhnya?

Ayah Villa ingin merasakan kasih sayang dari ayah dan bunda,usia Villa terlalu muda untuk menerima semua ini ayah. Villa ingin jadi anak yang berbakti pada kedua oanrg tua. Allah itu baik banget, Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha. Bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng. Tolong ayah tolong bunda ruba semua demi Villa,, kasih villa kesempatan hidup di dunia menemani dan merawat ayah dan bunda saat ayah dan bunda tua kelak. Villa sayang banget sama ayah dan bunda Ayah tengok villa ya ? Villa sayang ayah dan bunda. Amin

"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatu”

Sabtu, 15 Agustus 2015

KPMIBU Cabang Manado "Buang Ludah Ka Atas"

"Maksud Le Hasan? Inilah pertanyaan yang lagi trend dikalangan kaula muda saat ini! dan saya rasa ini pantas di tujukan buat KPMIBU Cabang Manado yang saat ini sedang berusaha "bekeng kacau" kegiatan yang bertajuk Funbike Gowes Sunset dan Bolmut Glow Run 2015 (include : sosialisasi bahaya narkoba,HIV/AIDS dan pergaulan bebas" ( Termasuk Penyalagunaan KOMIX dan EhaBond) Lem Spatu dengan obat batuk ) yang skarang banyak  ta ambor di lapangan kembar dpe sampah.

Mari torang Jabarkan dulu arti dari thema kegiatan Pemuda Bolmut:
1. Fun Bike merupakan suatu kegiatan yang sengaja di gagas, untuk membiasakan masyarakat berolahraga lewat bersepeda.(kan bolmut pe cita-cita suka jadi kabupaten sehat).

2. Glow Run juga salah satu trend budaya dunia yang mengajak masyarakat rajin olahraga, lewat kegiatan berlari (Glow - Cahaya, Run - Lari)  bukan Goyang DJ atau goyang JD.

Permberitaan yang di ciptakan KPMIBU Cabang Manado lewat media online :

http://www.detikawanua.com/2015/08/gluw-run-yang-di-gelar-knpi-bolmut.html?m=1

dalam postingan tersebut, jelas sumber yang merupakan Ketua KPMIBU Cabang Manado sama sekali tidak paham konsep kegiatan, karena tidak pernah menyinggung penjabaran dari kegiatan tersebut (dorang bilang Glow Run itu Goyang DJ) dan membuat kritikan bahwa itu suatu kegiatan menendang budaya lokal.

Jadi wujud keberangan yang timbul dari Pemuda Bolmut saya rasa tidak salah!

Perbandingan:  Tanggal 07 Agustus 2015 pada acara Bersepeda yang di gagas Pemda Bolmut dan Finish di Kantor Disparkominfo yang melibatkan para PNS dan siswa dari tingkatan SD sampai SMU/SMK . setelah finish dari bersepeda yang di pimpin Bupati Bolmut, penyelenggara dengan sengajanya menampilkan Tarian Zumba yang di tonton Oleh Anak SD sampai SMU (Saya rasa pembaca sangat tau gerakan dan pakaian kalau melakukan tarian ini). sebelumnya bersamaan dengan pembukaan Bolmut EXPO 2015 penyelenggara malahan menampilkan tarian Babilon dan budaya dari daerah lain.

Pertanyaan : Di saat pemerintah yang melakukan sikap seperti itu, "Di mana Ngoni?" tako dapa kunci anggaran? kenapa tidak ada gerakan protes atau apa kek agar pemerintah sadar bahwa budaya Daerah itu penting untuk di jaga dan di lestarikan.
Jawab !!!! (Ato Mo Jawab Akang)

"Ba Ludah Di Muka Sandiri " Inilah yang pantas di layangkan pemuda Bolmut kepada sesama pemuda yang protes tapi tidak tahu konsep serta kegiatan yang tersusun. apa yang sebagian anggota KPMIBU cabang Manado bekeng di Manado? so butul ? (So pernah Ley)

Sangat jelas jika FunBike dan Bolmut GlowRun adalah konsep untuk mempromosikan daerah ke arah yang lebih luas, bukan hanya jalan di tempat. juga sebagai upaya penyadaran kepada anak-anak di bawah umur karena sebagai generasi penerus daerah, negara dan Agama.

(Masih Mo Lanjut. Jawab Dulu yang itu)

Kamis, 08 Mei 2014

Sebatang Rokok (Dendam Dan Jabatan) Part I

Andai kau jadi bunga' aku pasti jadi kumbangnya' . sepenggal lirik lagu dari BIP yang sangat tenar di zaman saat saya masih duduk di bangku sma seakan menggerakkan saya untuk melangkah dan mencari sebuah mata pena dan beberapa lembar kertas.

Teringat sangat jelas di otak kecil saya, masa di mana saya merasakan hal yang luar biasa saat saya pertama kali menggunakan hak saya sebagai warga indonesia, untuk ikut dalam pesta demokrasi pada tahun 2004 silam. Layaknya seorang anak berumur 5 tahun yang akan masuk sekolah pada hari pertama. Sayapun tak beda seperti itu. Mendatangi Tps dengan sangat semangat. Kala itu bertepatan dengan pemilihan presiden.
Sebenarnya apa sih keuntungan saya? Itulah yang kembali tertancap di pikiran saya. Yah...jika anda menggunakan hak suara, dan tidak golput, berarti anda adalah warga negara yang baik. Hahahaha....sangat lucu itulah stagmen sosialisasi yang sering di publikasikan KPU kala menjelang pemilu. Tapi saya pikir itu bukanlah kesalahan ataupun kebodohan.

Lepas dari pengalaman diatas, kini saya ingin menghabiskan tinta pena ini untuk menulis beberapa kejadian aneh dan memalukan yang terjadi saat ini, khususnya di tanah kelahiran kita ini Kota Kotamobagu.

Belum lepas dari ingatan kita, pemilihan pertama di kota ini, para calon walikota yang yang namanya sangat tenar, yang mempunyai posisi , jabatan dan kekuasaan yah wah....salah satunya Drs.H Djelantik Mokodompit, sekarang ada(ME) di belakangnya. beliau adalah mantan anggota DPR RI selama 2 Periode. ada juga nama Syahrial Damopolii yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Sulut,,,

sangat saya sesalkan, pilwako pada saat itu terkesan bukan merupakan  ajang pesta demokrasi seperti yang yang di anggap.Masyarakat terkesan lebih menjadi budak politik tanpa mereka sadar. yah betul...permainan elit politikpun di mulai,,,istilah yang sering kita dengar dan sebut TS (Tim Sukses) bertebaran di setiap kelurahan di kotamobagu,,,pekerjaan dari TS ini sangat mudah,,,hanya dengan menjual calon yang di jadikannya majikan di lingkungan tempat dia bernaung. itulah mereka para pemburu kertas bergambar Soekarno-Hatta.

Di awal tulisan ini saya sempat menulis sepenggal lagu yang di latunkan grup band lawas BIP,,,yah.. mungkin itulah gambaran para calon walikota/legislatif di daerah ini pada saat akan mencalonkan diri. terlihat seperti sepasang kekasih yang baru berpacaran, saling mengisi satu sama lain , padahal di balik itu tak ada bedanya dengan film kartun Tom & Jerry,,pada saat itu memang tidak akan nampak tujuan apa yang sebenarnya mereka incar.
setahun setelah terpilih barulah nampak apa yang di namakan persaingan politik tingkat dewa ini,,,di awali dari kasus CPNS 2009,,,sangat meninggalkan luka bagi beberapa CPNS yang terpanggil tapi tidak terpilih. kekecewaan yang sangat dalam,,buah dari kekejaman politik.

Perceraianpun kembali terjadi tahun kemarin antara DB 1 K dan DB 5 K (saat ini jadi DB 2 K),,mantan anggota DPR RI sekaligus Walikota pada saat itu mimilih melepaskan diri dari pasangan sebelumnya,,begitu juga sebaliknya sang srikandi Ir. Hj. Tatong Bara meminang pasangan pilihannya.
pertarungan sangat seru terjadi di antara 2 kubu ini,,,antara sang tangan ringan pemberi SK mutasi dan sang srikandi yang rendah hati. pertarungan ini berjalan sangat panas saat masa kampanye. saling hujat antara massa pendukungpun menjadi hal yang Lazim di dengar,
akhir pertarungan ini pun di menangkan pasangan dengan jargon "TB-JADI'.

kita kembali di judul tulisan ini. keherananpun singgah di pikiran saya, apa yang dikejar manusia itu dalam pertarunggan politik ini? pentingkah sebuh jabatan jika hanya ingin membalas dendam dan menjaga gengsi sosial? seorang yang pada awalnya mempunyai jabatan yang sangat mantap tiba-tiba saja turun gunung demi keinginan mendapatkan kursi bupati. dua kali pertarungan pun harus tumbang dengan lawan yang sama.
setelah pemekaran beliau kembali bertarung untuk DB 1 K, akhirnya cita-citanya pun berhasil. Lima tahun pun lewat dengan kesan tidak ada keharmonisan politik antara kosong satu dan kosong dua.....


Rabu, 07 Mei 2014

MENGENAL LEBIH DEKAT TOKOH AGAMA ADVENT (ELLEN G WHITE)

Ellen Gould White (nama lahirEllen Gould Harmon) (lahir tanggal November 26, 1827 - meninggal tanggal 16 Juli1915) adalah seorang penulis dan seorang tokoh kristen di Amerika. Dia, bersama dengan Joseph Bates dan James S. White membentuk organisasi keagamaan yang sekarang dikenal sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Ellen White diyakini oleh para pengikutnya memperoleh ilham atau wahyu dari Tuhan. James White dan pelopor Gereja Advent lainnya, menafsirkan ilham itu sebagai manifestasi karunia nubuat sebagaimana dimaksud dalam Wahyu 12:17; 19:10 yang menyatakan bahwa kesaksian Yesus Kristus sebagai "roh nubuat". Karyanya serial Conflict of the Agesmemaparkan campur tangan Allah dalam sejarah dunia dari penciptaan hingga akhir zaman. Konflik kosmis antara Allah dan Setan yang ditampilkan dalam serial buku itu, dikenal sebagai "Great Controversy theme", yang menjadi landasan ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.[1]
Ellen White dianggap sebagai sosok yang kontroversial. Pengakuannya pemperoleh ilham dari Tuhan dan penggunaan sumber-sumber lain dalam tulisan-tulisannya menuai kontroversi. Dia menerima ilham pertamanya segera setelahKekecewaan Besar Millerite.[2] [3] Sejarawan Randall Balmer menggambarkan White sebagai "salah satu tokoh yang sangat penting dalam sejarah keagamaan di Amerika."[4] Walter Martin menggambarkan dirinya sebagai "salah satu tokoh yang paling menarik dan kontroversial yang pernah ada dalam cakrawala sejarah keagamaan ."[5] Arthur L. White, cucu dan penulis biografinya, menyatakan bahwa Ellen G. White adalah penulis non-fiksi wanita yang paling banyak diterjemahkan karyanya dalam sejarah sastra, serta penulis non-fiksi Amerika yang paling diterjemahkan karyanya. [6] Tulisan-tulisannya meliputi penciptaanpertanianteologipenginjilangaya hidup Kristenpendidikan, dankesehatan. Dia menganjurkan vegetarianisme. Dia mendorong pendirian sekolah, percetakan, sanatorium, dan rumah sakit. Selama hidupnya ia menulis lebih dari 5.000 naskah berkala dan 40 buku. Saat ini, hasil karyanya mencapai lebih dari 100 buku, yang sebagian adalah hasil kompilasi dari 50.000 halaman naskah tulisannya yang diterbitkan setelah kematiannya. Beberapa bukunya yang paling terkenal adalah The Desire of AgesThe Great Controversy, danSteps to Christ. Buku Steps to Christ, telah diterbitkan dalam 140 bahasa.

Asal Usul Leluhur

Pada tahun 1999, Charles E. Dudley, Sr,[7] menerbitkan sebuah buku yang berjudul, The Genealogy of Ellen Gould Harmon White: The Prophetess of the Seventh-day Adventist Church, and the Story of the Growth and Development of the Seventh-day Adventist Denomination As It Relates to African-Americans. Dalam bukunya, Charles Dudley menyatakan bahwa Ellen White adalah keturunan Afrika-Amerika.[8]
Pada bulan Maret 2000, Ellen G. White Estate menugaskan Roger D. Joslyn, seorang ahli genealogi profesional,[9] untuk melakukan penelitian pada silsilah Ellen G. White. Joslyn menyimpulkan bahwa dia adalah keturunan Anglo-Saxon.[10] Joslyn menemukan bahwa ibu Ellen, Eunice (Gould) Harmon adalah putri dari Joseph Gould, seorang tentara perang kemerdekaan Amerika. Ia adalah keturunan Jarvis Gould, seorang Inggris yang imigrasi ke Amerika tahun 1635.[10]

Masa Anak-anak


Pada usia sembilan tahun, suatu sore ketika pulang dari sekolah, dia terluka parah di wajah oleh lemparan batu yang dilemparkan oleh teman sekelasnya. Selama tiga minggu ia tidak sadar, dan dalam tahun-tahun berikutnya ia sangat menderita sebagai akibat dari cedera serius pada hidungnya.[11] Pendidikan formal Ellen berhenti. Mengenang peristiwa itu, dia kemudian hari dia menulis:Ellen dan adiknya kembarnya Elizabeth, lahir tanggal 26 November 1827, dari pasangan Robert dan Eunice Harmon. Robert adalah seorang petani yang juga pembuat topi. Dengan delapan anak dalam keluarga, rumah mereka selalu ramai. Mereka tinggal di sebuah pertanian kecil dekat desa Gorham, Maine. Beberapa tahun setelah kelahiran si kembar, Robert Harmon menjual lahan pertaniannya dan dengan keluarganya pindah ke kota Portland, Maine.
. "Kemalangan ini, yang untuk sementara waktu tampaknya begitu pahit dan begitu sulit untuk dipikul, terbukti menjadi berkah tersembunyi. Pukulan yang kejam yang yang menghilangkan kegembiraan adalah sarana untuk memalingkan mata saya ke surga. Saya mungkin tidak pernah mengenal Yesus bila tidak mengalami masa-masa suram di awal kehidupan saya, itu telah menuntun saya untuk mencari penghiburan dalam diriNya. " [12]
Pada tanggal 26 Juni 1842, atas permintaannya dia dibaptis dengan cara diselamkan di Casco Bay, Portland. Pada hari yang sama ia diterima sebagai anggota Gereja Metodis.

Masa Remaja

Pada tahun 1840 dan 1842 Ellen dan anggota keluarga lain menghadiri pertemuan Millerite di Portland. Mereka menerima pandangan yang disajikan oleh William Miller dan rekan-rekannya. Keterlibatan keluarganya pada Gerakan Miller menyebabkan mereka dikeluarkan dari Gereja Methodis.
Kedatangan Yesus seperti yang diajarkan Miller tidak berbukti menyebabkan Kekecewaan Besar dikalangan pengikut Miller. Ketika banyak yang ragu-ragu dan yang meninggalkan pergerakan Miller , Ellen suatu pagi di akhir bulan Desember mengklaim bahwa Ia mendapatkan penglihatan dari Tuhan. Ellen menyatakan bahwa Tuhan memberikan penglihatan perjalanan orang-orang Advent ke kota Allah kepadanya. Sebagai gadis 17 tahun, dia enggan dan takut untuk menyebarkan penglihatan yang dia terima itu tetapi dorangan keluarga dan teman-temannya membuat dia berani untuk memberitakan penglihatan itu. Sebagai tanggapan terhadap penglihatan-penglihatan berikutnya, Ellen bersama teman dan kerabat pergi dari satu tempat ke tempat lainnya mengunjungi umat Advent yang terpecah untuk menyampaikan penglihatan ini. [11]

Perkawinan dan Keluarga

Dalam perjalanan ke Orrington, Maine, Ellen bertemu dengan seorang pendeta Gerakan Millerite, James Springer White, yang ketika itu berusia 23 tahun. Oleh karena kebersamaan dalam pekerjaan mereka dan untuk menghindari gosip,[13]maka mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 1846 di penghulu nikah sebab mereka tidak memiliki keanggotaan gereja.[13] James kemudian menulis:
"Kami menikah 30 Agustus 1846, dan sejak saat itu hingga saat ini dia telah menjadi mahkota kegembiraanku .... Atas pemeliharaan Allah yang baik, kami berdua telah menikmati pengalaman mendalam dalam gerakan Advent .. .. Pengalaman kami ini diperlukan karena kami harus bekerja sama dan bersatu untuk pekerjaan yang luas dari Samudera Atlantik ke Pasifik ...." [14]
Kehidupan pada masa awal pernikahan mereka penuh dengan kemiskinan dan kadang-kadang tertekan. Dalam hal keuangan para pekerja pergerakan Advent tidak memiliki dukungan keuangan, sehingga James White membagi waktunya antara khotbah dan mencari nafkah sebagai penebang kayu di hutan, buruh rel kereta api, atau mengumpulkan rumput. James dan Ellen memiliki empat anak: Henry Nichols, James Edson (dikenal sebagai Edson), William Clarence (dikenal sebagai Willie atau WC), dan John Herbert. Hanya Edson dan William hidup sampai dewasa. John Herbert meninggal karena erisipelas pada usia tiga bulan, dan Henry meninggal karena pneumonia pada usia 17 pada tahun 1863.

Tinggal di Eropa

Ellen White pada tahun 1899
Pada awal tahun 1880-an General Conference meminta Ellen White dan putranya, William C White, untuk pindah ke misi Eropa. Ketika dia bersiap untuk perpindahan itu kondisi fisiknya melemah sehingga membuat perjalanan itu mustahil dilakukan, tetapi Ellen White berkeputusan untuk taat melaksanakan tugas. Setelah proses pemulihan yang singkat dia memulai perjalanan ke Eropa, dimana dia tinggal dari musim gugur tahun 1885 hingga musim panas 1887.[11]
Ellen White tinggal di BaselSwiss, yang menjadi kantor pusat misi Eropa. Dari sini Ellen White melakukan perjalanan ke Inggris,JermanPerancisItaliaDenmarkNorwegia, dan Swedia. Salah satu pengalaman yang menarik baginya adalah dua kali kunjungan ke lembah Waldens di Italia, dimana dia mengunjungi tempat yang dia pernah melihat dalam penglihatan sehubungan dengan peristiwa pada Abad Kegelapan. Di Basel, Swiss, dan Christiana (sekarang Oslo), Norwegia, Ellen White mendirikan percetakan seperti yang diperintahkan Tuhan padanya pada penglihatan tanggal 3 Januari 1875. Nasihat yang diberikan Ellen White untuk pekerjaan misi Eropa banyak mempengaruhi kebijakan di ladang misi ini.
Dalam kunjungan di Eropa ini, Ellen White menulis lebih lengkap sejarah kekristenan yang melibatkan tempat-tempat di Eropa. Hasilnya adalah buku yang dikenal saat ini sebagai The Great Controversy, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1888.
Setelah kembali ke Amerika Serikat, Ellen White tinggal di HealdsburgCalifornia. Dalam tahun-tahun berikutnya dia melakukan perjalanan, berkhotbah, dan berusaha untuk menyatukan gereja tentang doktrin pembenaran oleh iman. Sementara itu dia menyelesaikan karnyanya yang berjudul Patriarchs and Prophets, yang diterbitkan pada tahun 1890.

Tinggal di Australia

Pada rapat General Conference tahun 1891, Ellen White diperintahkan pindah Australia untuk memberikan nasihat dan membantu dalam pekerjaan gereja di wilayah baru ini. Menanggapi perintah ini, dia berangkat ke Australia dan tiba pada tanggal 8 Desember, 1891, didampingi oleh anaknya, William C. White, dan 4 orang pembantunya.[15]
Tidak lama setelah kedatangannya, Ellen White melihat kebutuhan untuk sebuah institusi pendidikan di Australia. Kemudian sebuah sekolah Alkitab dibuka di kotaMelbourne, Australia, pada tahun 1892.[16] [17] Setelah sekolah itu beroperasi selama dua tahun, permohonan tertulis dan lisan datang dari Ellen White yang menyatakan bahwa rencana Allah untuk mendirikan sekolah yang akan berada di lingkungan pedesaan.[18] [19]
Ellen White mengaku mendapatkan penglihatan dari Tuhan untuk membeli sebidang tanah yang gersang di Cooranbong, New South Wales.[17] Permintaan ini menuai kontroversi sebab mencari lahan untuk perguruan tinggi tampaknya menjadi tugas yang sukar untuk gereja yang kecil di Australia pada saat itu sebab mereka tidak memiliki keuangan untuk mendukung proyek semacam itu.[17] Selain itu, seorang ahli pertanian dari pemerintah yang ditugaskan untuk memeriksa tanah melaporkan bahwa lahan itu adalah tanah dengan kualitas yang sangat tandus, tetapi lahan itu dibeli pada musim semi 1895, dan Avondale School for Christian Workers dibuka di sana pada tahun 1897. Pada tahun 1911 namanya diubah menjadi Australasian Missionary College. Perguruan tinggi ini, yang sekarang dikenal dengan nama Avondale College, memiliki pengaruh besar pada sistem pendidikan Gereja Advent dikemudian hari.[17] Begitu pekerjaan pendidikan dimulai di Avondale, Ellen White membuka beberapa program misionaris medis dan mendirikan sebuah sanatorium.[11]
Selain bekerja untuk kepentingan di pekerjaan lokal, Nyonya White menulis artikel mingguan di Review and HeraldSigns of the Times, dan Youth's Instructor. Pada tahun 1898 ia menyelesaikan karyanya The Desire of Ages. Dua tahun kemudian dia menyelesaikan bukunya yang berjudul Thoughts from the Mount of BlessingChrist’s Object Lessons, dan Testimonies for the Church jilid 6, yang diterbitkan pada tahun 1900.[15]

Kembali ke Amerika Serikat

Mengaku mendapat penglihatan dari Tuhan, suatu hari pada tahun 1900 Ellen White memberitahukan bahwa instruksi ilahi datang kepadanya ia harus kembali ke Amerika. Di Amerika Serikat dia tinggal di desa Elmshaven, beberapa mil dari kota kecil St Helena, California utara. Ellen White menghabiskan 15 tahun akhir hidupnya di tempat ini.[11]
Akhir tahun 1905 dia menyelesaikan The Ministry of Healing, sebuah buku yang berhubungan dengan penyembuhan tubuh, pikiran, dan jiwa. Buku Educationditerbitkan pada tahun 1903, dan dua jilid buku Testimonies for the Church jilid 7 dan 8, diterbitkan pada tahun 1902 dan 1904.
Selama tinggal di Elmshaven, Nyonya White mendorong gereja di California selatan untuk mendirikan sebuah sanatorium di Loma Linda, yang kemudian dewasa ini dikenal sebagai Loma Linda University Medical Center. Beberapa tahun berikutnya Ellen White mendorong untuk mendirikan Paradise Valley Sanitarium dekat San Diego.

Akhir Hidup

Karena usia dan kondisi fisiknya yang semakin lemah, Ellen White mengurangi waktunya untuk melakukan perjalanan. Dia intensif menghasilkan sejumlah buku yang menyajikan instruksi penting untuk Gereja Advent. Testimonies for the Church, jilid 9, diterbitkan pada tahun 1909. Pada tahun 1911 The Acts of the Apostlesditerbitkan. Pada tahun 1913 Counsels to Parents and Teachers dicetak, dan pada tahun 1914 naskah Gospel Workers dia selesaikan. Bulan-bulan aktif penutupan kehidupan Ellen White dikhususkan untuk buku Prophets and Kings.[11] Pada pagi hari 13 Februari 1915, Ellen White tersandung dan jatuh. Dari pemeriksaan sinar-X diketahui adanya patah tulang di pinggul kiri, dan selama lima bulan Ellen White tinggal di tempat tidur atau kursi rodanya. Kehidupan Ellen White berakhir 16 Juli 1915, pada usia 87 tahun. Dia dimakamkan di samping suaminya di Oak Hill CemeteryBattle Creek, Michigan.

Pandangan Gereja Advent tentang Ellen G. White

Hubungan Alkitab dengan Ellen G. White

Gereja Advent percaya bahwa Alkitab adalah firman diwahyukan Tuhan dan diilhami oleh Roh Kudus. Tulisan-tulisan Ellen White bukan tambahan kanon Kitab Suci. Tulisan-tulisan Ellen White tidak dapat digunakan untuk menggantikan studi Alkitab. Gereja Advent tidak percaya bahwa Kitab Suci hanya dapat dipahami melalui tulisan-tulisan Ellen White.[20]

Hubungan Doktrin Gereja dengan Ellen G. White

Gereja Advent percaya bahwa Alkitab adalah dasar dari iman dan otoritas akhir dimana semua doktrin diuji. Tulisan-tulisan Ellen White tidak berfungsi sebagai landasan dan otoritas akhir dari iman Kristen seperti halnya Alkitab. Tulisan-tulisan Ellen White tidak dapat digunakan sebagai dasar doktrin. Gereja Advent percaya bahwa Alkitab mengajarkan karunia nubuat akan terwujud dalam gereja Kristen setelah zaman Perjanjian Baru. Pelayanan dan tulisan-tulisan Ellen White adalah manifestasi karunia nubuat.[20]

Hubungan Keanggotaan Gareja dengan Tulisan-tulisan Ellen G. White

Gereja Advent percaya bahwa Ellen White diilhami oleh Roh Kudus dan tulisan-tulisannya adalah hasil dari inspirasi yang berlaku dan berwibawa terutama untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Penerimaan dari karunia kenabian Ellen White adalah penting untuk memelihara dan kesatuan dari Gereja Advent Hari Ketujuh.[20]

Hubungan Tulisan-tulisan Ellen G. White dengan buku-buku rujukan yang digunakan

Gereja Advent percaya bahwa Ellen White menggunakan sumber-sumber lain dalam tulisannya yang sesuai dengan Alkitab, tetapi penggunaan sumber-sumber itu tidak meniadakan inspirasi dari tulisan-tulisannya.[20]